RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(
RPP )
SATUAN
PENDIDIKAN : SMA 1 UNGARAN
MATA PELAJARAN : Pendidikan
Kewarganegaraan
KELAS/SEMESTER : X1 / 1
ALOKASI WAKTU : 2 x 45 menit
- STANDAR KOMPETENSI :
1. Menganalisis budaya politik di Indonesia
- KOMPETENSI DASAR :
1.2. Menganalisis type-type budaya politik yang
berkembang dalam masyarakat Indoneisa
- INDIKATOR :
1. Menjelaskan
pengertian budaya politik.
2. Menyebutkan
tipe-tipe budaya politik.
3. Menyebutkan macam-macam budaya politik di Indonesia.
.
- TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Melalui
membaca materi siswa dapat menjelaskan pengertian budaya politik.
2. Melalui
tanya jawab siswa dapat menyebutkan tipe-tipe
budaya politik.
3. Melalui
tanya jawab siswa dapat menyebutkan
macam-macam budaya politik di Indonesia.
- MATERI PEMBELAJARAN :
1. Pengertian
budaya politik menurut para ahli
a.
Samuel Beer, budaya politik adalah
nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman pemerintahan
seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah.
b.
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik adalah
suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara terhadap sistem politik
dengan aneka ragam bagiannya dan sikap terhadap peranan warga
negara yang ada dalam sistem itu.
c.
Rusdi Sumintapura, budaya politik adalah
pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan plitik yang
dihayati oleh para anggota suatu sistem politik.
d.
Mochtar Masud dan Colin McAndrews, budaya politik adalah
sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara
dan politiknya.
e.
Larry Diamond, budaya politik adalah
keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, dan evaluasi suatu masyarakat
tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing individu dalam
sistem itu.
2. Tipe-tipe budaya politik
a. Budaya Politik
Partisipan (participant Political culture)
b. Budaya Politik Subjek
(subject Political Culture)
c. Budaya Politik
Partisipan (participant Political culture)
3. Macam-macam budaya politik di Indonesia dan cirinya
a. Menurut Herbert Feith ada dua yaitu aristokrasi Jawa
dan wiraswasta islam.
b. Menurut Cliffort Geerth ada dua yaitu santri, abangan
dan priyayi.
c. Menurut Affan Gaffar budaya politik di Indonesia ada
tiga cirri yaitu :
1). Hirarki yang tegar/ketat
: adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan
Rakyat kebanyakan ( wong
cilik).
2).
Kecenderungan patronage yaitu hubungan antara orang berkuasa dengan rakyat
seperti majikan dengan buruh.
3). Kecenderungan neo
patriamonialistik yaitu
kecenderungan Negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter
primordial.
- METODE dan STRATEGI PEMBELAJARAN :
1. Metode
: ceramah, tanya jawab, dan diskusi
2. Stategi : STAD
(Students Teams Achievement Division)
- LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
No
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Waktu
|
Karakter
|
1
|
Pendahuluan:
|
15 menit
|
|
2
|
Kegiatan Inti
:
·
Tanggapan dari teman
yang lain, atas jawaban yang benar.
·
Siswa
diberikan informasi materi minggu depan oleh guru tentang pentingnya
sosialisasi pengembangan budaya politik
|
60 menit
|
·
Perhatian,
paham
·
Kritis,
intelektual
|
3
|
Kegiatan Akhir
( Penutup)
|
15 menit
|
|
- SUMBER dan MEDIA PEMBELAJARAN
Sumber
pembelajaran :
1. Modul
PKn untuk SMA kelas XI
2. Artikel
dari internet
Media
pembelajaran
1. Laptop
2. Kertas
lembar pertayaan dan jawaban
- PENILAIAN dan TINDAK LANJUT
1. Jenis
Penilaian
a. Test
Tertulis
Contoh soal tes tertulis
1. Jelaskan pengertian budaya politik menurut pemikiran
sendiri?
2. Sebutkan tipe budaya di Indonesia politik menurut
Clifort Geerts!
3. Apa yang dimaksud dengan orientasi budaya politik
tingkat masyarakat?
4. Sebutkan tipe-tipe budaya politik!
5. Bagaimana ciri budaya politik di Indonesia menurut
Afan Gaffar?
Kunci Jawaban
1. Budaya
politik adalah suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki kesadaran
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan
kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
2. Clifort geerts mengemukakan budaya politik di Indonesia
ada 3 yaitu :
a.
Santri : pemeluk agama islam yang taat yang
terdiri dari pedagang di kota dan petani yang
berkecukupan.
b.
Abangan : yang terdiri dari petani kecil.
c.
Priyayi :
golongan yang masih memiliki pandangan hindu budha, yang kebanyakan dari golongan
terpelajar, golongan atas penduduk kota terutama golongan pegawai.
3.
Orientasi Tingkat
masyarakat adalah pandangan dan sikap sesama warga negara yang meliputi rasa percaya dan permusuhan antar
individu, kelompok maupun golongan. Sikap saling percaya
menumbuhkan saling kerja sama sedang sikap permusuhan menimbuklkan konflik
4. Tipe budaya ada 3 yaitu :
a. Tipe budaya politik parochial yaitu budaya politik yang tingkat partisipasi
politiknya sangat rendah.
b.
Tipe budaya
politik kaula(subyek) yaitu budaya politik yang masyarakat yang bersangkutan
sudah relatif maju baik sosial maupun ekonominya tetapi masih bersifat pasif.
c. Tipe budaya politik partisipan yaitu
budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi.
Masyarakat mampu memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik .
5. Afan gaffar mengemukakan ada 3 ciri yaitu :
a.
Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan
tegas antar penguasa (wong Gedhe) dengan Rakyat kebanyakan ( wong
cilik).
b.
Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang
berkuasa dan rakyat biasa) seperti majikan majikan dengan buruh.
c.
Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu
perilaku negara masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang
berkarakter patrimonial
- Penilaian dalam proses
No
|
ASPEK
|
Jumlah Nilai
|
||||
Nama siswa
|
Partisipasi
|
Kerja sama
|
Tanggung jawab
|
Kedisiplinan
|
||
1
|
||||||
2
|
||||||
3
|
||||||
Dst
|
Surakarta,20 Maret 2013
Mengetahui,
Dosen
Pembimbing Praktikan
( Dra. Hj. Sri Arfiah,SH., M.Pd. ) Bakoh
Mulyati
Nim:
A220100092
BAB 1 BUDAYA POLITIK
MATERI PELAJARAN PKn SMA KELAS XII
A.
PENGERTIAN BUDAYA POLITK
Budaya politik dapat di
artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yang memiliki
kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan
penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Atau dapat juga diartikan sebagaipola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan
benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum,
adat istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota
masyarakat setiap harinya.
Pengertian Budaya Politik menurut para
ahli
1.Samuel Beer, budaya politik
adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman
pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh
pemerintah.
2. Gabriel A.
Almond dan Sidney Verba, budaya politik adalah suatu sikap orientasi
yang khas dari warga negara terhadap sistem politik dengan aneka ragam
bagiannya dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada dalam sistem
itu.
3. Rusdi
Sumintapura, budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan
orientasinya terhadap kehidupan plitik yang dihayati oleh para anggota suatu
sistem politik.
4. Mochtar Masud dan
Colin McAndrews, budaya politik adalah sikap dan orientasi warga
suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya.
5. Larry Diamond,
budaya politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, dan evaluasi
suatu masyarakat tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing
individu dalam sistem itu.
Menurut Almond dan Powell ada 2 orientasi
Politik yaitu tingkat Masyarakat dan tingkat Individu :
1. Orientasi individu dalam system politik dapat dilihat
dari 3 komponen :
a. Orientasi kognitif berbagai
keyakinan dan pengetahuan seseorang tentang :
- system politik.
- tokoh pemerintahan
- kebijakan pemerintahan
- Simbol-simbol yang dimiliki oleh system politik seperti :
ibukota negara,lambang negara, kepala negara, batas negara, mata uang, dll.
b. Orientasi Afektif menunjuk pada
aspek perasaan atau ikatan emosional individu pada system politik.
Seperti – perasaan khusus terhadap aspek
system politik
tertentu yang membuatnya menerima dan menolak
system politik. Orientasi afektif ini dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan.
c. Orientasi Evaluatif berkaitan dengan
penilaian moral seseorang terhadap sistem politik, kinerja sistem politik,
komitmen terhadap nilai dan pertimbangan politik.
2. Orienrtasi
Tingkat masyarakat adalah pandangan dan sikap sesama warga negara
yang meliputi rasa percaya dan
permusuhan antar individu, kelompok maupau golongan. Sikap saling percaya
menumbuhkan saling kerja sama sedang sikap permusuhan menimbuklkan konflik.
B.
TIPE-
TIPE BUDAYA POLITIK
1.
Budaya politik parokial yaitu budaya politik
yang tingkat partisipasi politiknya sangat rendah. Budaya politik suatu
masyarakat dapat di katakan Parokial apabila frekuensi orientasi mereka
terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki
perhatian sama sekali terhadap keempat dimensi tersebut. Tipe budaya politik
ini umumnya terdapat pada masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman di
Indonesia. dalam masyarakat ini tidak ada peran politik yang bersifat khusus.
Kepala suku, kepala kampung, kyai, atau dukun,yang biasanya merangkum semua
peran yang ada, baik peran yang bersifat politis, ekonomis atau religius.
2.
Budaya politik kaula (subjek),yaitu budaya
politik yang masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun
ekonominya tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik suatu masyarakat dapat
dikatakan subyek jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap
pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau terdapat pemahaman
mengenai penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah. Namun frekuensi
orientasi mengenai struktur dan peranan dalam pembuatan kebijakan yang
dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan. Para subyek menyadari akan
otoritas pemerintah dan secara efektif mereka di arahkan pada otoritas
tersebut. Sikap masyarakat terhadap sistem politik yang ada ditunjukkan melalui
rasa bangga atau malah rasa tidak suka. Intinya, dalam kebudayaan politik
subyek, sudah ada pengetahuan yang memadai tentang sistem politik secara umum
serta proses penguatan kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
3.
Budaya politik partisipan,yaitu budaya politik
yang ditandai dengan kesadaran politik yang sangat tinggi. Masyarakat mampu
memberikan opininya dan aktif dalam kegiatan politik. Dan juga merupakan suatu
bentuk budaya politik yang anggota masyarakatnya sudah memiliki pemahaman yang
baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik. Mereka memiliki pengetahuan
yang memadai mengenai sistem politik secara umum, tentang peran pemerintah
dalam membuat kebijakan beserta penguatan, dan berpartisipasi aktif dalam
proses politik yang berlangsung. Masyarakat cenderung di arahkan pada peran
pribadi yang aktif dalam semua dimensi di atas, meskipun perasaan dan evaluasi
mereka terhadap peran tersebut bisa saja bersifat menerima atau menolak.
C. BUDAYA
POLITIK DI INDONESIA
Herbert Feith, Indonesia memiliki 2
budaya politik yang dominan :
1. Aristokrasi Jawa
2. Wiraswasta Islam
Clifford Geertz, Indonesia memiliki 3
subbudaya yaitu :
1. Santri : pemeluk agama islam yang taat yang terdiri dari
pedagang di kota dan petani yang berkecukupan.
2. Abangan : yang terdiri dari petani kecil.
3. Priyayi : golongan yang masih memiliki pandangan hindu budha,
yang kebanyakan dari golongan terpelajar, golongan atas penduduk kota terutama
golongan pegawai.
Afan Gaffar, budaya politik indonesia
memiliki 3 ciri dominan :
1. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar
penguasa (wong Gedhe) dengan
Rakyat kebanyakan ( wong cilik).
2. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan
rakyat biasa) seperti majikan majikan dengan buruh.
3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara
masih memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.
Menurut Max
Weber,dalam negara yang patrimonialistik penyelenggaraan
pemerinbtahan berada dibawah kontrol langsung pimpinan negara. Menurutnya
karakteristik negara patrimonialistik adalah :
a. Cenderung mempertukarkan sumber daya yang dimiliki seseorang
penguasa kepada teman-temannya.
b. Kebijakan sering kali lebih bersifat partikularistik dari
pada bersifat universalistik.
c. Rule of Law lebihbersifat sekunder bila
dibandingkan dengan kekuasaan penguasa (rule of man)
d. Penguasa politik sering kali mengaburkan antara kepentingan
umum dan kepentingan publik.
Di masa Orde Baru kekuasaan patrimonialistik telajh menyebabkan
kekuasaan tak terkontrol sehingga negara menjadi sangat kuat sehingga peluang
tumbuhnya civil society terhambat. Contoh budaya politik
Neo Patrimonialistik adalah :
a. proyek di pegang pejabat.
b. Promosi jabatan tidak melalui prosedur yang berlaku ( surat
sakti).
c. Anak pejabat menjadi pengusaha besar, memamfaatkan kekuasaan
orang tuanya dan mendapatkan perlakuan istimewa.
d. anak pejabat memegang posisi strategis baik di pemerintahan
maupun politik
Nazarudin Samsudin, menyatakan dalam
sebuah budaya ciri utama yang menjadi identitas adalah sesuatu nilai atau
orientasi yang menonjol dan diakui oleh masyarakat atau bangsa secara
keseluruhan. Jadi simbol yang selama initelah diakui dan dikenal
masyarakat adalah Bhineka Tunggal Ika, maka budaya politik kita di
Indonesia adakah Bhineka Tunggal Ika.
Jawablah Pertanyaan Dibawah Ini!
1. Jelaskan pengertian budaya politik menurut pemikiran
sendiri?
2. Sebutkan tipe budaya di Indonesia politik menurut
Clifort Geerts!
3. Apa yang dimaksud dengan orientasi budaya politik
tingkat masyarakat?
4. Sebutkan tipe-tipe budaya politik!
5. Bagaimana ciri budaya politik di Indonesia menurut
Afan Gaffar?
MEMBUAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Micro
Teaching
Dosen Pengampu: Dra. Hj. Sri Arfiah,SH.,
M.Pd.
Disusun oleh :
Bakoh MULYATI
A220100092
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar