ILMU DI ZAMAN REVOLUSI MODERN
Menjelang abad ke-18 mulailah revolusi industri yang mentransformasikan
Eropa dari masyarakat agraris menjadi masyarakat perkotaan. Pada akhir abad
inilah terjadi Revolusi Perancis, saat mana ide-ide politik modern dipraktekkan
untuk pertama kali. Aktivitas ilmu mengalami perubahan-perubahan yang serupa.
Pada masa ini pula fondasi-fondasi sosial dan kelembagaan menantikan matangnya
ilmu di abad ke-19. Bersamaan dengan itu muncullah reaksi romantik dalam
kesusastraan dan seni yang mempunyai peran penting dalam ilmu itu sendiri.
Pada awal periode ini, ilmu merupakan aktivitas yang dilakukan dalam
skala yang sangat kecil, kebanyakan diupayakan oleh para gentleman yang
kaya dan oleh para profesional terlatih, seperti fisikawan dan para unsinyur.
Hanya segelintir Universitas yang memberikan intruksi ilmu yang efektif.
Ilmu-ilmu matematik (matematika, astronomi, mekanika, optik) di kembangkan
dengan baik, namun Fisika masih merupakan eksperimen-eksperimen yang tercerai
berai dengan teori-teori yang bersifat kualitatif dan kebanyakan spekulatif.
1. Ilmu
Selama Revolusi Industri
Dalam transformasi industri Eropa yang bertahap namun mendalam, sumbangan
langsung ilmu, pada mulanya kecil. Kebanyakan kemajuan awal berasal dari
rasionalisasi teknik-teknik kerajinan dan penemuan-penemuan mesin sederhana
untuk menggantikan penggarapan-penggarapan manual. Teknologi daya (power techologi),
inilah yang pertama kali di pengaruhi oleh penerapan-penerapan ilmu.
Ditemukannya mesin uap vakum di Inggristahun 1711 yang berasal dari Pneumatika
abad ke-17 dan diperbaharui oleh insinyur Inggris, James Watt sejak tahun 1763.
Sumbangan Revolusi Industri kepada ilmu, pertama-tama tidak langsung.
Dalam rangka industrialisasi daerah-daerah Inggris, dikembangkan suatu
pertemuan resmi untuk hasil-hasil ilmiah. Filsuf pengusaha seperti Josiah
Wedgwood, pengrajin tembikar dan pembaharu sosial, bergabung bersama para
fisikawan untuk mengupayakan penelitian, membentuk masyarakat-masyarakat
setempat, dan mendukung para ilmuan.
2. Asal-usul
Intelektual Revolusi
Dari Revolusi Industri ada sebuah gerakan yang berpusat di Perancis, yang
pertama kali membawa ilmu memasuki bidang politik. Gerakan ini dinamai
Pencerahan. Programnya berjuang menentang dogma gereja dan takhyul populer.
Senjata utamanya adalah fakta-fakta ilmu dan metode-metode rasional. Pada
pertengahan abad itu gerakan ini mencapai kematangan. Ensiklopedis Denis
Diderot dan matematikus Jean d'Alambert mengedit Ensiklopedia yang
sangat tebal, di dalamnya demokrasi pengetahuan ditampilkan dengan penataan
artikel berdasarkan abjad, dan kerajinan-kerajinan teknik diberi kharisma dan
derajad sama dengan diskusi-diskusi metafisik dan alamiah. Karena adanya
kebencian atas kebodohan dan menjadikan merosotnya penyensoran,
filsafat-filsafat itu segera merekrut semua pikiran-pikiran terbaik Perancis.
Gerakan segera terpecah menjadi dua kubu-kubu para matematikus rasionalis
yakni d' Alembert bersama muridnya dan kubu romantik, Denis Diderot dan
Jean-Jacques Rosseau, dan kubu materialis atheis yang dipimpin oleh Paul-Henri
Holbach. Walaupun demikian, mereka semua setuju dengan setuju bahwa musuh utama
mereka adalah gereja. Bagi mereka semua, ilmu alam telah diikrarkan secara
filosofis, yang merupakan kebalikan dari keadaan netral dan positif. Dari
ide-ide dari orang-orang ini lahirlah slogan-slogan Revolusi Perancis, dan
konflik-konflik yang terjadi akhirnya diberantas dengan bidang kekuasaan
politik.
3. Pengaturan
Ilmu dalam Revolusi Perancis
Ilmu alam mempunyai peran yang signifikan pada saat Revolusi Perancis.
Dari pencerahan para pelaku revolusi mewarisi keyakinan bahwa ilmu dan
metode-metodenya mengijinkan para ilmuan terbesar mencurahkan perhatiannya
untuk mengoeganisir industri senjata demi mempertahankan republik pada saat
dibutuhkan. Gaya dominan ilmu di zaman Revolusi ialah matematis.
Pada puncak Revolusi muncul gerakan balik dalam ilmu yang menyalahkan
pendekatan matematis karena bersifat steril dan elitis. Bertolak dari inspirasi
yang berasal dari ide-ide demokratik dan romantik Rosseau dan dipandu oleh
fisikawan dan jurnalis senior, sang revolusioner Jean-Paul Marat, gerakan ini
menuntut “ilmu untuk khalayak”, yang terbuka bagi para pengrajin yang terdidik
secara otodidak dan yang didasarkan pada kimia praktis dan sejarah alamiah.
Walaupun Paris merupakan pusat dunia ilmiah pada tahun 1820-an, namun
kemandekan ilmu terjadi juga disana. Orang bertanya-tanya atas kejadian ini,
tentu sebagian besar karena alasan-alasan politis dalam kedua kasus ini, yaitu
mengenai dua orang muda yang tersohor kejeniusannya: Sadi Carnot, orang yang
menetapkan prinsip-prinsip dasar termodinamika, dan Evariste Galois, pencipta
kelompok teori dibidang aljabar abstrak. Para sejarawan ilmu masa kini
memandang kemunduran ini bukan sebuah kebetulan tetapi sebagai persoalan yang
signifikan yang membutuhkan penjelasan.
4. Reaksi
Romantik dan Ilmu
Di Inggris, pengaruh-pengaruh filsafat alam sebagian besar terlihat
dengan jelas pada penyair-penyair romantik. Prestasi-prestasi ilmiah para
penyokong filsafat alam yang masih ada sampai sekarang hanya sedikit, walaupun
barangkali banyak lagi yang dapat dikenali bila dilakukan penelitian historis
yang lebih simpatik. Sebagai contoh, penemuan elektromagnetisme(1820) oleh
Fisikawan Belanda, Hans Christian Orsted, yang sekarang dikenal sebagai hasil
akhir penelitian, membutuhkan waktu bertahun-tahun agar diperhatikan, yang
ternyata memperagakan kesatuan dan pengutuban daya-daya alam.
BAB
V
ZAMAN
MATANGNYA ILMU-ILMU
Selama abad ke-19, bangsa-bangsa industri maju Eropa membaurkan
akibat-akibat revolusi industri dengan Revolusi Perancis. Masyarakat perkotaan
berkembang baik dari suatu bangsa ke bangsa lainnya dengan kemajuan berbasis
industri. Satu demi satu disiplin ilmiah mengalami kemajuan dalam pencapaian
sistem-sistem yang runtut dan dalam penciptaan lembaga-lembaga
pengembanganaktifitas ilmiah. Secara keseluruhan ilmu menganut optimisme abad
ini dan mendapat kepercayaan karena dukungannya yang dianggap benar terhadap
kemajuan industri.
1. Ilmu dalam
Abad ke-19
Di penghujung abad ini sudah merupakan hal yang biasa diselenggarakannya
pertemuan-pertemuan internasional, baik mengenai ilmu-ilmu secara umum maupun
mengenai disiplin-disiplin khusus. Penelitian yang diorganisir secara sosial
menjadi lebih efektif ketimbang yang dilakukan sendiri-sendiri oleh indifidu.
- Perbedaan-perbedaan dalam Gaya Penelitian
Masih terlihat perbedaan-perbedaan mencolok diantara
bangsa-bangsa terkemuka berkenaaan dengan kenyataan-kenyataan dan gaya
penelitian. Di inggris, terlihat jelas tiadanya lembaga-lembaga yang memberi
pekerjaan kepada peneliti. Di Jerman, ilmu-ilmu alam mempunyai andil dalam
memunculkan sistem universitas yang standar dan bergengsi. Di sana penelitian
dan pengajaran dipadukan, dan untuk pertama kalinya didirikan laboratorium
pelatihan penelitian. Dengan basis kelembagaan ini dan perlengkapan ilmiah yang
sangat maju seperti buku-buku pegangan dan jurnal-jurnal, ilmu Jerman yang
bangkit pada tahun 1830, menempati posisi sebagai pemimpin di segala bidang.
Rusia mempunyai sebuah akademi yang kuat dan beberapa universitas yang
progresif di tengah-tengah kondisi yang umumnya terbelakan, dan suatu tradisi
ilmiah bermutu tinggi tersedia untuk
membantu modernisasi yang melaju dengan pesat.
Universitas-universitasnya yang besar lebih
berorientasi kepada hal-hal yang bermanfaat, memberikan sumbangan sosial yang
kecil bagi penelitian murni. Di sekitar penghujung abad ini, ilmuwan Amerika
pergi ke Jerman dalam jumlah yang besar dan sekembalinya menciptakan
tradisi-tradisi yang kuat.
Komitmen terhadap apa yang disebut ilmu murni
berhasil dengan baik dalam sistem universitas Jerman. Di Inggris, pelaku ilmu
dapat melibatkan diri dengan bebas dalam debat-debat filosofis namun dalam
penerapan industri. Geologi memiliki sisi filosofis dalam
spekulasi-spekulasinya mengenai sejarah bumi dan memiliki sisi praktis dalam
pemanfaatan sumber daya alam.
Pada awal abad ke-19, ilmu-ilmu terapan yang sangat
sukses ialah yang bersifat tradisional yakni teknik-teknik deskriptif yang
penting bagi negara. Ilmu-ilmu ini ialah disiplin-disiplin abstrak kartografi
matematis dan perbentengan atau studi-studi sejarah alamiah yang sangat
mendalam.
Pada akhir abad ke-19 Jerman mendominasi seluruh
industri kimia, dan juga industri peralatan listrik berat. Hanya orang Amerika,
dengan kombinasi antara pasarnya yang besar dan para penemunya yang bebas, yang
dapat menyaingi secara efektif.
- Kemajuan dalam Fisika
Fisika
mencapai penyatuan eksperimentasiyang ketat dengan teori metematik abstrak yang membawa pengetahuan
yang tak terduga dalamnya serta kekuatan penerapan pengetahuan itu. Bidang yang
berbeda-deba ditundukkan dibawah kendali dan kemudian disatukan secara
berurut-urut oleh konsep energi. Thermodinamika menyatukan ilmu-ilmu tentang
panas dan kerja dan kemudian memungkinkan sebuah teori untuk mengembangkan
perubahan kimia. Agar perkembangan ini terletak dalam karya fisikawan di dalam kekuatan
rekayasa (Power Engineering) yang di pelopori oleh Sadi Carnot dari
Perancis dan James Joule dari Inggris, dalam bidang-bidang eksperimental yang
beraneka ragam di pelopori oleh orang Jerman Herman Helmhotz, dan dalam
penelitian spekulatif mencari agen tunggal perubahan fisika.
- Kemajuan dalam Kimia
Di
Italia, Stanislao Cannizarro memecahkan teka-teki kembar mengenai berat atomik
dan komposisi kimiawi dengan mensintesakan ide-ide yang semula ditinggalkan
dengan hasil-hasil eksperimental baru beserta prinsip-prinsip heuristik yang
berkembang dalam pengajaran. Akhirnya komposisi air diketahui sebagai H2O
dan bukan HO.
- Kemajuan dalam Biologi
Dalam
Biologi, pendekatan eksperimental prtama kali berhasil dikembangkan dalam
fisiologi, terutama oleh sekolah Johannes Muller di jerman dalam suasana reaksi
yang kompleks dan filsafat alam. Pertimbangan-pertimbangan filosofis dengan
cara yang sama mempengaruhi pernyataan teori sel oleh Theodor Schwann. Orang
Jerman ini umumnya reduksionis. Orang Perancis yang cenderung mempercayai
karakter khusus daya-daya vital mengembangkan aspek-aspek fisiologi yang lebih
sintetik dan ilmu kedokteran.
Ilmu alam merupakan senjata melawan dogma religius dan
takhyul populer, baik dalam fakta maupun metodenya. Ingatan akan pengadilan
Galileo masih segar dalam cerita ilmu, sehingga perdebatan mengenai Darwinisme
di Inggris memberikan dorongan baru kepada perjuangan ideologis ini.
2. Awal Abad ke-20
Pada masa ini ilmu bersifat
profesional dalam organisasi sosialnya, reduksionis dalam gayanya dan positif
dalam jiwanya. Kemudian ilmu dipandang sebagai hasil karya penelitian murni.
Pengajaran dipandang kurang pokok. Aktivitas yang bersifat membantu dan
penerapan industri dianggap sebagai tugas bagi para pekerja yang lain dalam
lembaga-lembaga lain. Hampir semua penelitian dilakukan oleh para ahli yang
dilatih dengan sangat ketat, bekerja secara total atau seperlunya untuk
pekerjaan ini didalam lembaga-lembaga khusus. Karena biaya-biaya penelitian
makin meningkat melampaui kemampuan individu maka ilmu bergantung pada
subsidi-subsidi dari lembaga-lembaga besar, baik yayasan dermawan maupun
departemen-departemen negara-negara nasional. Lembaga-lembaga ini juga
mendirikan laboratorium-laboratoriumnya sendiri, biasanya untuk penelitian
terapan, yang terbaik sejajar dengan sistem universitas.
Prestasi-prestasi ilmiah di awal
abad ke-20 terlalu besar bahkan bahkan untuk dikatalogkan. Akan tetapi ada
suatu pola umum kemajuan. Pertama-tama berangkat dari suatu analisis yang lebih
baik atas unsur-unsur pokok dan mekanisme-mekanismenya dan kemudian
mensintesakan hal yang melangkahi nama-nama disiplin yang diwarisi, yang
menghasilkan cangkokan yang kokoh seperti biokimia dan biofisika.
Awal abad ke-20 menyaksikan
penemuan efek-efek baru yang menyeluruh (sinar X, radioaktif), penetrasi
kedalam struktur materi (teori atomik, isotop-isotop). Metode-metode analisis
kimiawi dipopulerkan untuk banyak pekerjaan fisika. Sebaliknya, teori-teori
fisika yang baru cukup kuat untuk memberikan penjelasan-penjelasan efektif bagi
suatu varietas fenomena kimiawi yang luas. Dalam ilmu-olmu biologi,
metode-metode kimia dan fisika membawa penemuan dan penjelasan mengenai
agen-agen yang halus (vitamin-vitamin, hormon-hormon). Ilmu kedokteran dapat
dibangun berdasarkan bakteriologi, dan melalui penemuan obat-obatan khusus dan
umum.
3.
Masalah-masalah dan prospek-prospek
Dalam prespektif sejarah yang
panjang ini, dapat dilihat bahwa kesulitan-kesulitan moral, politik dan
lingkungan yang dihadapi ilmu dan teknologi masa kini tidak seluruhnya baru.
Semua itu merupakan suatu pembalikan kepada masalah-masalah yang telah
dilupakan, pertama dengan kemunduran kepercayaan atas magis dan kemudian dengan
datangnya ilmu yang matang. Dari sini diwarisi suatu ideologi ilmu murni, sebuah
teknologi yang didalamnya semua masalah dipecahkan dengan sangat berhasil, dan
sebuah komunitas para sarjana yang terlindung. Pada masa kini, hubungan ilmu
yang intim dengan industri, pertahanan, dan politik telah membuat cita-cita
akan ilmu murni ketinggalan zaman dan telah menghadapkan masyarakat pada
perlunya suatu konsepsi mengenai cara kerja dunia alamiah yang berbeda dari
model reduksionalis fisikawan.
Transformasi-transformasi apa yang
akan dibawa masa depan dan apakah peradaban akan berhasil mencapai harmoni
dengan alam yang diperlukan bagi kelangsungan hidup tak dapat dijamin.
Mendefinisikan suatu masalah menjalani jalan yang panjang menuju
solusi-solusinya. Masalah itu hanyalah bagian yang bersifat teknis. Sama
halnya, ia merupakan salah satu sifat ilmu alamiah dalam peradaban Eropa
sebagaimana di kembangkan selama berabad-abad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar